CATATAN PENTING KALIMANTAN SELATAN
DARI ZAMAN 400 M.
SAMPAI DIHAPUSNYA
KERAJAAN BANJAR
11 JUNI 1860
Pendahuluan
Di zaman Pleistosen (zaman es ) atau abad ke IV Kalimantan sampai kerajaan Hindu - Budha disebut Pulau Phone, Kalimantan – Malaya – Sumatera – Sulawesi - dan Jawa dengan Cina Selatan dapat berhubungan, dengan berjalan kaki karena laut
dulunya kedangkalan luar biasa, dan sekarang laut ini merupakan dangkalan sunda
(lihat peta 1.1
Kalimantan merupakan pulau dikelilingi dangkalan sunda, pada masa pra sejarah
diantara Kalimantan menuju Sulawesi terdapat garis bentang berupa Palung disebut garis Wallace (Penemunya AR.Wallce Hora)
Kepercayaan
Suku Dayak di Kalimantan mempunyai kepercayaan banyak dewa (Polyteisme) dan mempunyai symbol kepercayaan Manhir (Patung, Bangunan tua, symbol pohon, burung, atau Pundan Barundak (tempat pemujaan Dewa) dan pemimpin mereka dulunya
dianggap penjelmaan Dewa (sama seperti kepercayaan Tionghoa/ Suku Yunnan)
- Asal kata Dayak dulunya Orang asing(Inggeri,Belanda) menyebut orang -orang pekerja dari Pedalaman kata DAYA artinya KUAT karena banyak pekerja orang - orang pedalaman Kalimantan utara bekerja sebagai Tukang Borr Minyak dengan orang asing tenaganya kuat-kuat tahan panas dan hujan maka baik orang Ingeris/belanda yang bisa berbahasa melayu menyebutnya Orang DAYA artinya :orangnya Kuat lama kelamaan teman-teman sekerja atau masyarakat waktu dulu menyebut pekerja penambang tsb. orang Dayak(Sumber dari orang tua(Almarhumah) penulis yang mendapat istilah tersebut dari saudara kakek penulis sebagai pekerja Tukang Boor Minyak perusahaan Shell Di Singapure th 1918) wallah Walam.
Faktor Revolusi Budaya/Perkembangan Budaya
Setelah kunjungan pasukan Sriwijaya (Perjalanan Suci) tahun 605 saka/ 683 M. kekerajaan Candi Laras yaitu Dapimta Hyang mengadakan perjalanan suci kepulau seberang (dari andalas selatan ke Borneo selatan) dengan Perahu Dari Minanga Tawwan bersama tentara k.l. 2.000 orang (Lihat batu batulis perjalanan Pasukan Sriwijaya)
yang diketemukan di lokasi Candi Laras, sekarang Batu Batulis tsb. Di mesium Banjar Baru, sejak itulah Kalimantan bernama Borneo. Dari kedatangan orang luar maka proses fusi, asimilasi, akultrasi, intergrasi budaya pendatang melahirkan perkembangan tatanan kehidupan budaya lebih cepat perubahan, dan sudah barang tentu didukung sumber daya alam serta lingkungannya, juga komunikasi interaksi luar serta mudahnya transportasi,
tidak lupa pesatnya pendidikan,
jadi pekembangan kebudayaan khususnya di kerajaan Kalimantan pada umumnya dan di Kalsel khususnya lebih cepat masyarakatnya yang hidup dengan lingkungan dekat dengan istana/ kauman istana, di tepi sungai, yang juga di sebut ;
”Kebudayaan Sungai,,
Contoh ; =kerajaan Banjar di Banjarmasin dekat sungai Kuin
=kerajaan Kuripan ( Hindu ) Candi Agung dekat sebelah utara sungai Negara
=kerajaan Candi Laras (Hindu Syiwa) sebelah selatan sungai Negara
=kerajaan Kayu Tangi dekat sungai Martapura
=kerajaan Kutai dekat sungai Mahakam
( 1 )
Karena Lintasan Transportasi Informasi baik budaya, Kepercayaan, pendidikan dulunya lebih cepat Masyarakat yang hidup bermasyarakat dekat dengan Istana di tepi Sungai.
Adapun perkembangan kependudukan dan Budaya orang-orang Pedalaman (Hulu) dulunya akibat perkembangan dari Utara-Timur, dari Utara masuknya Ras Yunnan, sedang dari Timur kerajaan Kutai zaman Kadungga Asmawarman-Mulawarman. Kutai pengaruh Budaya India Selatan yang berpusat di Amarawati (Madras sekarang) menguatkan bukti-bukti ini prasastinya berbahasa Pallawa punya kepercayaan Hindu Syiwa (Kutai Kadungga 400 M )
Hal hal pendekatan
990 M. Raja Sri Darmawangsa Teguh menyerang raja Sriwijaya,Kalimantan(Enseklopedi Ind. 1989 Istiar Baru/ Van Voeve & Elsevier Publishing Preojects)
1010 M Kerajaan Kertanegara menguasai kerajaan Bali – Sunda – Kalimantan
1040 M Perang saudara Jenggala dengan Kediri Banyak Patih dan tentara Jenggala lari ke Kalimantan
1334 M. Gajah Mada menaklukkan raja-raja di Kalimantan
Hal hal persamaan
Kerajaan Kediri Ibu kotanya Daha sebelah selatan Sungai Brantas
Kerajaan Kuripan sebelah utara sungai brantas (1035 M )
Kerjaan Daha/ Candi Laras di selatan Sungai Negara
Kerajaan Kuripan Candi Agung di Utara Sungai Negara
persamaan nama seperti Gajah mada , lembu mangkurat, kerbo amarang kesemuanya dari Majapahit setelah jatuh Majapahit ada yang lari ke Kalimantan dan ke sumatera dan ketiganya tidak ada kuburnya
Catatan Penting di Kerajaan Banjar
Istilah Banjar pada kekusaan Sultan Suriansyah : adalah orang Hulu/ Bukit/ Dayak, Pendatang/ Melayu baik yang masuk agama Islam maupun tidak Islam tapi mereka setia dengan diaku (Kerajaan Banjar Sultan Suriansyah) maka mereka disebut Banjar Sultan Suriansyah
Sedang Bahasa Banjar adalah Asimilasi Bahasa Bukit dengan Melayu serta bahasa pendatang disebut juga ma’nanya Bahasa campuran menjadi bahasa Satu Kelompok (bahasa Babanjar/ Banjar)
1607 M. Belanda datang ke Bornio Selatan/ Kalimantan Selatan pimpinan Koefman gillis Michiels Zoon
Missi ingin kerja sama perdangangan tetapi diam diam ingin merubah tatanan kehidupan Budaya Banjar dan tatanan khalafah di kerajaan banjar
1612 M. Belanda mulai bertingkah untuk menguasai Raja – Raja Banjar tepatnya saat pemerintahan Raja Mustain Billah
Dan tahun ini juga Banjarmasin di Bakar
( 2 )
1636 M. Belanda berdiam di Banjarmasin dan tahun 1756 M. Belanda mendirikan Benteng Tatas/ Swert Park/ Jl. Jend Sudirman sekarang menjadi Masjid Sabilal Muhtadin
14 Mei 1856 Kerajaan Banjar diserahkan kepada Residen Van Haalwijn.
11 Juni 1860 Kerjaan Banjar Hapus kekusaan di pegang Belanda
oleh Residen Dehan Weg dan FM.Nieuwenhuy zen
Politik Pecah Belah Belanda/ Indische State Geling
Kota menjadi Tiga Wilayah (3 cultur)
1. Yang berkuasa/Belanda
2. Orang Timur yang dilindungi
( Tionghoa –Arab- Pedagang India)
3. Kelompok pribumi
Tradisi Tua di Kalimantan Selatan
Di Kalimantan sudah ada penduduk Ras/ Suku/ Kelompok Weddoid,
Sosialnya budayanya lebih maju lama mengenal Budaya Transedental
Contohnya : 1. Menabur Baras Kuning pada Upacara mulai bertani, Panen Padi.
Membangun Rumah atau pada upacara- upacara Sakral.
2. Batapung Tawar
3. Bapalas Bidan
4. Mencintai orang besar : Rasul, Ulama , Raja-raja/Pemimpin
atau disebut dalam Islam habibun ta’jim
5. Upacara hitanan anak laki-laki
6. Batimung (mengasap Badan Calon Temanten dengan
Bunga2 dan wangi-wangian)
Perjalanan Kerajaan di Kalimantan Selatan
Tahun 400 M di Kalimantan selatan khususnya disebut Zaman Megaletik berdiri kerajaan
nan Marunai pemimpinnya bergelar Tanjung puri konon cucu dari Anyan
Anak dari Lua Negeri Tanjung puri ini diperkirakan di daerah Banua Lima (Kelua - Tanjung - Tamiang Layang sekarang)
Anyan adalah Neneng Moyang Suku Dayak/ Bukit/ hulu di Kalimantan Selatan dan sekarang Masyarakat Bukit tersebut disebut Suku Ma-anyan artinya keturunan Anyan kata Awalan Ma orang yang di tuakan/ dihormati
Dari hikayat Dayak kuno (Dapat dijadikan Hipotesa)
Di Pulau Kalimantan (phone/ Bornio) dulunya lahir lima bersaudara anak dari Prabu Prasab (Titisan Dewa) Abal-Anyan - Aju – Anum,Iban ke lima bersaudara tersebut diperintahkan untuk membangun pulau Borneo, Abal ke daerah Timur/ Kalimantan Timur, Anyan ke daerah Selatan/ Menetap di Kalimantan Selatan,
Aju ke pedalaman/ Tengah/ Kalimantan Tengah, sedang anum ke Barat dan iban ke tengah utara (kalimantan Utara dan Kalimantan Barat, di daerah masing masing mereka membangun daerahnya sehingga seperti Abal merupakan Moyang suku dayak di Kalimantan Timur, Anyan / Manyan moyang dari suku dayak/ Bukit/ Hulu di pedalaman Kalimantan Selatan, Aju merupakan Moyang suku dayak Ngaju (Ng di awal kata aju merupak orang yang sangat di hormati dan di tuakan, sedang Anum melahirkan suku dayak ot Daanum (otda atau bisa disebut Oda/ uda diartikan Moyang/ datu yang sangat dituakan, dan iban moyang kalimantan utara dan barat bag.utara.
( 3 )
ke Lima bersaudara ini Sangat Sakti, sampai sekarang suku- suku dayak/ Bukit yang beratus – ratus suku keberadaanya di Kalimantan adalah keturunan dari Prabu Prasab anak cucu dari ke lima bersaudara tersebut di atas, sedang di Kalimantan selatan suku Maanyan yang masuk agama Islam di zaman Sultan Suriansyah di sebut suku Malayu Banjar, dan bahkan suku Dayak di Kalimantan Tengah dan juga di Kalimantan Timur, dan Barat serta Utara yang menganut Agama Islam di sebut Suku Malayu.
Konon ketika merestui ke lima anak-anaknya untuk mengembara Prabu Prasab berpitua; JANGAN BAKALAHI SAPANANGGUNGAN.
Adapun Kerjaan Negara Dipa (Hindu Syiwa) diperkirakan berdirinya tahun 480 tahun Saka atau tahun 585 M. Yang di dirikan oleh keturunan ke Tujuh dari Anyan/ Maanyan atau cicit dari keturunan ke enam dari Sari/ Masari, masari adalah anak dari Maanyan, oleh karena itulah di daerah candi Laras ada kampung margasari artinya Marga bermakna keturunan Sari, Contoh di daerah Pedalaman/ H.S.S. ada kampung Mawangi, kampung Mawangi ini di bangun oleh anak Maanyan yang bernama Wangi/ Mawangi Saudara dari Sari/ Masari,
Sedang anak Maanyan yang tertua adalah Lua, konon membangun daerah Kelua-Tanjung sampai Uya sampai ke pedalaman H.S.T. Oleh karena itu Kalua dulunya tempat kakak tertua yang bernama Lua, di tempat Lua ini adalah tempat khusus penyembahan dewa oleh anak cucu Maanyan, lama kelamaan kata saudara Tua di sebut Ka, sehingga Menyebut Lua menjadi Kalua (Kakak Lua)
Agama Budha masuk di Kalimantan selatan di bawa oleh Pengembara (?)
Pedagang Keling yang datang ke Barnio saat itu kekacauan perebutan tahta kedua putra Airlangga (Tumapel dengan Kadiri) para pedagang, orang orang kaya dari kerajaan singasari banyak lari keseberang ada ke Bornio, juga ke selebes .
datang sebuah kapal dagang Prabu yaksa Empu jatmika saparinduan/sekeluarga
1. Empu Jatmika k.l. 1220 M – 1260 M.
Menurut Lagenda/ tutur raja – raja Banjar k.l. tahun 1249 terjadi pergolakan Politik
Antara Patih Lambung Mangkurat dengan Empu Jatmika, Labung Mangkurat meinginkan kepemimpinan nantinya Putri Junjungan Buih, sedang Empu Jatmika menghendaki nantinya salah satu anaknya (antara Rd.Sukmaraga atau Rd. Patmaraga). Dengan alasan pertama menerima pirasat dari Mimpi jika salah satu dari anak Empu Jatmika menjadi Raja maka salah satu yang lainnya akan menjadi Patih berarti Patih Lambung Mangkurat (dirinya) akan di Pensiunkan, yang kedua mereka beralasan Dua saudara anak kemanakannya tsb sedang mabuk asmara dengan Putri Jujungan Buih, ini akan melanggar pantangan, yaitu Putri Junjungan Buih adalah dari titisan Buih, sedang Patmaraga dan sukma raga adalah Manusia, dan ketiga tidak mungkin cinta Putri terbagi dua dalam rebutun dua orang yang sama sama mencintai, di zaman ini awal keretakan Politik di tahta kerajaan Banjar (Budha Syiwa )
2. Pang. Suryanata 1261 M – 1320 .
3. Maha Raja Surya Gangga 1321 M. -1378 M
4. Raden Carang Lakan 1379 M.- 1415 M
Raden Carang Lakan Tunduk
dengan Hayam Wuruk/Majapahit
5. Raden Sari Kamburang 1419 M – 1462
( Sek Sung Sang )
Konon Panglima keturunan Tionghoa dari kerajaan Majapahit masa Hayam huruk masa tersebut Borneo takluk dengan Majapahit yang di utus untuk menjadi raja
( 4 )
6. Raden Sukarama 1463 M – 1516 M.
! !
7. Raden Mangkubumi 1517 M. -1519 M. 8. Raden Temenggung 1519 M – 1525 M
.
Di abad ke XVI ini terjadi lagi pergolakan Politik dengan perebutan Tahta antara Raden Temenggung Dengan Raden Mangkubumi terjadilah Pembunuhan berdarah,
sedang anak Rd. Mangkubumi yang bernama Rd. Samudera saat usia kl.10 tahun di larikan ke daerah Kuin (salah satu daerah yang di pegang oleh seorang Patih bernama Masih juga menguasai Bandar) tapi patih ini bersama patih-patih lainnya adalah kelompok yang tidak suka dengan sikap terjang dengan Rd. Temenggung,
Setelah Usia dewasa k.l.19 Tahun Pang. Samudera merebut Tahta Kerajaan di Bantu oleh
Patih Masih, Patih Muhur, Patih Balit, Patih Balandean ( Patih Basar ), Patih Kuin, patih Sarapat (Patih Kacil) dan di bantu oleh Pasukan Islam Demak Dengan Panglima/Ulama
Khatib Daiyan merebut kembali Tahta Kerajaan kepada Marina sendiri/Saudara
Mangkubumi (Saudara Ayah sendiri )
Raden Temenggung sadar bahwa Kerajaan yang selama ini memang hak dari anak kemanakannya sendiri Raden Samudera, setelah Kerajaan dipegang oleh Pang. Samuderapun berganti nama Sultan Suriannyah Raja Kalimantan yang pertama Masuk Islam, namun perlu diingat bahwa Islam sudah lama ada di Kalimantan hususnya/ utamanya dimasyarakat/penduduk sepanjang Pantai.
Raden Mangkubumi
( Moyang yg melahirkan Raja-raja Islam di Kalimantan Selatan dan
Bahkan ada yang menjadi raja di beberapa daerah Kaltim,Kalteng)
!
Raja-raja Islam Banjar
1. Sultan Suriansyah (Penembahan Batu Habang)
1526 M 1545 M
( Kedudukan di Kuin Banjarmasin )
!
2. Sultan Rakhmatullah(Penembahan Batu Putih)
1545 M. -1570 M
( Kedudukan di Kuin Banjrmasin )
!
3.Sultan Hidayatullah ( Penembahan Batu Hirang )
1570 M – 1595 M.
( Kedudukan di Kuin Banjarmasin )
!
4. Sultan Mustainbillah (Pangeran Kacil )
1595 M. – 1620 M.
!
( 5 )
5. Sultan Innayatullah ( Ratu Agung )
1620 – 1637 M.
(Kedudukan di Sungai Tabuk/Keliling Benteng )
!
6. Sultan Saidullah ( Ratu Anum )
1637 M. – 1642 M.
(kedudukan dekat Sungai Kitanu Martapura )
!
7. Sultan Adipati Halid (Panembahan Sepuh )
1642 M. -1660 M.
1660 M. Berhenti karena sakit sakitan di gantikan oleh:
8. Sultan Amirullah Bagus Kasuma (Anak Sltn.Saidullah)
1660 M. 1663 M
Dari Sultan Amir B.K. inilah awal perebutan Tahta di Kerajaan Banjar.
Tahta di rebut oleh
9. Adipati Anum 1663 M. – 1679 M.
( kedudukan Kerajaan berpusat di sungai Pangeran Banjarmasin,)
sedang Amirullah B.K. lari kepedalaman Alai/Birayang, sedang kerajaan di Martapura/Kayu Tangi di pegang oleh Mangkubumi
1663 M. 1666 M. kerajaan Banjar terpecah dua., kemudian Tahun 1679 M
Sultan Amirullah B.K.merebut kembali tahta kerajaan di tangan adipati Anum, dan
10. Sultan Amirullah B.K.( berkuasa kembali )
1680 M. -1700 M.
11. Sultan Hamidullah 1700 M. – 1730 M.
12. Sulatan Tamjidullah Bin Sultan Amirullah B.K.
1330 M. - 1759 M
13. Pang. M. Aliuddin Amirrullah bin Sultan Kuning
1759 M. -1761 M.
14. Pang. Nata Dilaga Bin Sultan Tamjidullah
Sebagai wali kekuasaan dari anak Pang. Aliuddin
Karena belum dewasa bergelar Panembahan Batuah 1761 M – 1801 M.
15. Sultan Sulaiman Almu’tamidillah bin Sultan Tahmidullah
1801 M. - 1825 M.
16. Sultan Adam 1825 M. – 1857 M.
( Kedudukan di Kampung Jawa Martapura )
Semestinga pengganti Sultan Adam anaknya sendiri
Bernama Sultan Abdurrahman Muda, tapi sakit sakitan
dan mangkat ketika sultan Adam berkuasa
17. Sulatan Tamjidillah 1857 M. – 1859
Di angkat karena dipolitisier Pemerintah Belanda oleh Pang. Hidayat dan Pang. Antasari Bin Pang. Mas’ud Sultan Tamjidillah adalah antik Belanda
( 6 )
Pada masa inilah Perang Banjar meletus dipimpin Oleh Pang. Antasari
Di dukung oleh Datu Muning di Kumbayau Muning, Antaludin di Kandangan
Temenggung Surapati, Temenggung Silam dan Panglima Batur serta anaknya Gt. Muhammad Seman dan Gt Muhammad Said di Montalat/Muara Teweh dan diteruskan oleh cucunya Gt. Muhammad Arsyad dengan Ratu Zaleha, Panglima Wangkang di Muara Bahan di sepanjang Sungai Barito sampai Ujung Panti.
Sultan Tamjidillah di buang ke Batavia oleh Belanda 1859 M.
18. Pangeran Hidayat 1859 M. – 1860
Yang diangkat oleh Rakyat serta di dukung oleh Pejuang-2 Perang Banjar
Sehingga menimbulkan kemarahan Belanda, dengan berdalih tidak mendapat
Restu dari belanda, Pangeran Hidayat bersama keluarganya ditangkap dan diasingkan ke Cianjur dan wafat di sana.
..
Nama nama Jalan di Banjarmasin
Tahun 1756 M
Jalan Belitung dulunya Wilhelmina straat
Jalan Pang. Sudirman dulunya Emma straat
Jalan Andalas dulunya Hendrig Weg straat
Jalan Taman Sari dulunya Oranye plein straat
Jalan Merdeka dulunya Sivert Part straat
Jalan Sungai Baru dulunya Sehans Vanthuy Straat
( 7 )
di susun oleh Mudjahidin S.