Rabu, 06 Januari 2010

CATATAN PENTING TENTANG KALIMANTAN SELATAN

CATATAN PENTING KALIMANTAN SELATAN

DARI ZAMAN 400 M.

SAMPAI DIHAPUSNYA

KERAJAAN BANJAR

11 JUNI 1860

Pendahuluan

Di zaman Pleistosen (zaman es ) atau abad ke IV Kalimantan sampai kerajaan Hindu - Budha disebut Pulau Phone, Kalimantan – Malaya – Sumatera – Sulawesi - dan Jawa dengan Cina Selatan dapat berhubungan, dengan berjalan kaki karena laut

dulunya kedangkalan luar biasa, dan sekarang laut ini merupakan dangkalan sunda

(lihat peta 1.1 Indonesia zaman pleistosen/ stoneage of Indonesia VBG 1972.)

Kalimantan merupakan pulau dikelilingi dangkalan sunda, pada masa pra sejarah

diantara Kalimantan menuju Sulawesi terdapat garis bentang berupa Palung disebut garis Wallace (Penemunya AR.Wallce Hora)

Kepercayaan

Suku Dayak di Kalimantan mempunyai kepercayaan banyak dewa (Polyteisme) dan mempunyai symbol kepercayaan Manhir (Patung, Bangunan tua, symbol pohon, burung, atau Pundan Barundak (tempat pemujaan Dewa) dan pemimpin mereka dulunya

dianggap penjelmaan Dewa (sama seperti kepercayaan Tionghoa/ Suku Yunnan)

  • Asal kata Dayak dulunya Orang asing(Inggeri,Belanda) menyebut orang -orang pekerja dari Pedalaman kata DAYA artinya KUAT karena banyak pekerja orang - orang pedalaman Kalimantan utara bekerja sebagai Tukang Borr Minyak dengan orang asing tenaganya kuat-kuat tahan panas dan hujan maka baik orang Ingeris/belanda yang bisa berbahasa melayu menyebutnya Orang DAYA artinya :orangnya Kuat lama kelamaan teman-teman sekerja atau masyarakat waktu dulu menyebut pekerja penambang tsb. orang Dayak(Sumber dari orang tua(Almarhumah) penulis yang mendapat istilah tersebut dari saudara kakek penulis sebagai pekerja Tukang Boor Minyak perusahaan Shell Di Singapure th 1918) wallah Walam.

Faktor Revolusi Budaya/Perkembangan Budaya

Setelah kunjungan pasukan Sriwijaya (Perjalanan Suci) tahun 605 saka/ 683 M. kekerajaan Candi Laras yaitu Dapimta Hyang mengadakan perjalanan suci kepulau seberang (dari andalas selatan ke Borneo selatan) dengan Perahu Dari Minanga Tawwan bersama tentara k.l. 2.000 orang (Lihat batu batulis perjalanan Pasukan Sriwijaya)

yang diketemukan di lokasi Candi Laras, sekarang Batu Batulis tsb. Di mesium Banjar Baru, sejak itulah Kalimantan bernama Borneo. Dari kedatangan orang luar maka proses fusi, asimilasi, akultrasi, intergrasi budaya pendatang melahirkan perkembangan tatanan kehidupan budaya lebih cepat perubahan, dan sudah barang tentu didukung sumber daya alam serta lingkungannya, juga komunikasi interaksi luar serta mudahnya transportasi,

tidak lupa pesatnya pendidikan,

jadi pekembangan kebudayaan khususnya di kerajaan Kalimantan pada umumnya dan di Kalsel khususnya lebih cepat masyarakatnya yang hidup dengan lingkungan dekat dengan istana/ kauman istana, di tepi sungai, yang juga di sebut ;

”Kebudayaan Sungai,,

Contoh ; =kerajaan Banjar di Banjarmasin dekat sungai Kuin

=kerajaan Kuripan ( Hindu ) Candi Agung dekat sebelah utara sungai Negara

=kerajaan Candi Laras (Hindu Syiwa) sebelah selatan sungai Negara

=kerajaan Kayu Tangi dekat sungai Martapura

=kerajaan Kutai dekat sungai Mahakam

( 1 )

Karena Lintasan Transportasi Informasi baik budaya, Kepercayaan, pendidikan dulunya lebih cepat Masyarakat yang hidup bermasyarakat dekat dengan Istana di tepi Sungai.

Adapun perkembangan kependudukan dan Budaya orang-orang Pedalaman (Hulu) dulunya akibat perkembangan dari Utara-Timur, dari Utara masuknya Ras Yunnan, sedang dari Timur kerajaan Kutai zaman Kadungga Asmawarman-Mulawarman. Kutai pengaruh Budaya India Selatan yang berpusat di Amarawati (Madras sekarang) menguatkan bukti-bukti ini prasastinya berbahasa Pallawa punya kepercayaan Hindu Syiwa (Kutai Kadungga 400 M )

Hal hal pendekatan

990 M. Raja Sri Darmawangsa Teguh menyerang raja Sriwijaya,Kalimantan(Enseklopedi Ind. 1989 Istiar Baru/ Van Voeve & Elsevier Publishing Preojects)

1010 M Kerajaan Kertanegara menguasai kerajaan Bali – Sunda – Kalimantan

1040 M Perang saudara Jenggala dengan Kediri Banyak Patih dan tentara Jenggala lari ke Kalimantan

1334 M. Gajah Mada menaklukkan raja-raja di Kalimantan

Hal hal persamaan

Kerajaan Kediri Ibu kotanya Daha sebelah selatan Sungai Brantas

Kerajaan Kuripan sebelah utara sungai brantas (1035 M )

Kerjaan Daha/ Candi Laras di selatan Sungai Negara

Kerajaan Kuripan Candi Agung di Utara Sungai Negara

persamaan nama seperti Gajah mada , lembu mangkurat, kerbo amarang kesemuanya dari Majapahit setelah jatuh Majapahit ada yang lari ke Kalimantan dan ke sumatera dan ketiganya tidak ada kuburnya

Catatan Penting di Kerajaan Banjar

Istilah Banjar pada kekusaan Sultan Suriansyah : adalah orang Hulu/ Bukit/ Dayak, Pendatang/ Melayu baik yang masuk agama Islam maupun tidak Islam tapi mereka setia dengan diaku (Kerajaan Banjar Sultan Suriansyah) maka mereka disebut Banjar Sultan Suriansyah

Sedang Bahasa Banjar adalah Asimilasi Bahasa Bukit dengan Melayu serta bahasa pendatang disebut juga ma’nanya Bahasa campuran menjadi bahasa Satu Kelompok (bahasa Babanjar/ Banjar)

1607 M. Belanda datang ke Bornio Selatan/ Kalimantan Selatan pimpinan Koefman gillis Michiels Zoon

Missi ingin kerja sama perdangangan tetapi diam diam ingin merubah tatanan kehidupan Budaya Banjar dan tatanan khalafah di kerajaan banjar

1612 M. Belanda mulai bertingkah untuk menguasai Raja – Raja Banjar tepatnya saat pemerintahan Raja Mustain Billah

Dan tahun ini juga Banjarmasin di Bakar

( 2 )

1636 M. Belanda berdiam di Banjarmasin dan tahun 1756 M. Belanda mendirikan Benteng Tatas/ Swert Park/ Jl. Jend Sudirman sekarang menjadi Masjid Sabilal Muhtadin

14 Mei 1856 Kerajaan Banjar diserahkan kepada Residen Van Haalwijn.

11 Juni 1860 Kerjaan Banjar Hapus kekusaan di pegang Belanda

oleh Residen Dehan Weg dan FM.Nieuwenhuy zen

Politik Pecah Belah Belanda/ Indische State Geling

Kota menjadi Tiga Wilayah (3 cultur)

1. Yang berkuasa/Belanda

2. Orang Timur yang dilindungi

( Tionghoa –Arab- Pedagang India)

3. Kelompok pribumi

Tradisi Tua di Kalimantan Selatan

Di Kalimantan sudah ada penduduk Ras/ Suku/ Kelompok Weddoid,

Sosialnya budayanya lebih maju lama mengenal Budaya Transedental

Contohnya : 1. Menabur Baras Kuning pada Upacara mulai bertani, Panen Padi.

Membangun Rumah atau pada upacara- upacara Sakral.

2. Batapung Tawar

3. Bapalas Bidan

4. Mencintai orang besar : Rasul, Ulama , Raja-raja/Pemimpin

atau disebut dalam Islam habibun ta’jim

5. Upacara hitanan anak laki-laki

6. Batimung (mengasap Badan Calon Temanten dengan

Bunga2 dan wangi-wangian)

Perjalanan Kerajaan di Kalimantan Selatan

Tahun 400 M di Kalimantan selatan khususnya disebut Zaman Megaletik berdiri kerajaan
nan Marunai
pemimpinnya bergelar Tanjung puri konon cucu dari Anyan

Anak dari Lua Negeri Tanjung puri ini diperkirakan di daerah Banua Lima (Kelua - Tanjung - Tamiang Layang sekarang)

Anyan adalah Neneng Moyang Suku Dayak/ Bukit/ hulu di Kalimantan Selatan dan sekarang Masyarakat Bukit tersebut disebut Suku Ma-anyan artinya keturunan Anyan kata Awalan Ma orang yang di tuakan/ dihormati

Dari hikayat Dayak kuno (Dapat dijadikan Hipotesa)

Di Pulau Kalimantan (phone/ Bornio) dulunya lahir lima bersaudara anak dari Prabu Prasab (Titisan Dewa) Abal-Anyan - Aju – Anum,Iban ke lima bersaudara tersebut diperintahkan untuk membangun pulau Borneo, Abal ke daerah Timur/ Kalimantan Timur, Anyan ke daerah Selatan/ Menetap di Kalimantan Selatan,

Aju ke pedalaman/ Tengah/ Kalimantan Tengah, sedang anum ke Barat dan iban ke tengah utara (kalimantan Utara dan Kalimantan Barat, di daerah masing masing mereka membangun daerahnya sehingga seperti Abal merupakan Moyang suku dayak di Kalimantan Timur, Anyan / Manyan moyang dari suku dayak/ Bukit/ Hulu di pedalaman Kalimantan Selatan, Aju merupakan Moyang suku dayak Ngaju (Ng di awal kata aju merupak orang yang sangat di hormati dan di tuakan, sedang Anum melahirkan suku dayak ot Daanum (otda atau bisa disebut Oda/ uda diartikan Moyang/ datu yang sangat dituakan, dan iban moyang kalimantan utara dan barat bag.utara.

( 3 )

ke Lima bersaudara ini Sangat Sakti, sampai sekarang suku- suku dayak/ Bukit yang beratus – ratus suku keberadaanya di Kalimantan adalah keturunan dari Prabu Prasab anak cucu dari ke lima bersaudara tersebut di atas, sedang di Kalimantan selatan suku Maanyan yang masuk agama Islam di zaman Sultan Suriansyah di sebut suku Malayu Banjar, dan bahkan suku Dayak di Kalimantan Tengah dan juga di Kalimantan Timur, dan Barat serta Utara yang menganut Agama Islam di sebut Suku Malayu.

Konon ketika merestui ke lima anak-anaknya untuk mengembara Prabu Prasab berpitua; JANGAN BAKALAHI SAPANANGGUNGAN.

Adapun Kerjaan Negara Dipa (Hindu Syiwa) diperkirakan berdirinya tahun 480 tahun Saka atau tahun 585 M. Yang di dirikan oleh keturunan ke Tujuh dari Anyan/ Maanyan atau cicit dari keturunan ke enam dari Sari/ Masari, masari adalah anak dari Maanyan, oleh karena itulah di daerah candi Laras ada kampung margasari artinya Marga bermakna keturunan Sari, Contoh di daerah Pedalaman/ H.S.S. ada kampung Mawangi, kampung Mawangi ini di bangun oleh anak Maanyan yang bernama Wangi/ Mawangi Saudara dari Sari/ Masari,

Sedang anak Maanyan yang tertua adalah Lua, konon membangun daerah Kelua-Tanjung sampai Uya sampai ke pedalaman H.S.T. Oleh karena itu Kalua dulunya tempat kakak tertua yang bernama Lua, di tempat Lua ini adalah tempat khusus penyembahan dewa oleh anak cucu Maanyan, lama kelamaan kata saudara Tua di sebut Ka, sehingga Menyebut Lua menjadi Kalua (Kakak Lua)

Agama Budha masuk di Kalimantan selatan di bawa oleh Pengembara (?)

Pedagang Keling yang datang ke Barnio saat itu kekacauan perebutan tahta kedua putra Airlangga (Tumapel dengan Kadiri) para pedagang, orang orang kaya dari kerajaan singasari banyak lari keseberang ada ke Bornio, juga ke selebes .

datang sebuah kapal dagang Prabu yaksa Empu jatmika saparinduan/sekeluarga

1. Empu Jatmika k.l. 1220 M – 1260 M.

Menurut Lagenda/ tutur raja – raja Banjar k.l. tahun 1249 terjadi pergolakan Politik

Antara Patih Lambung Mangkurat dengan Empu Jatmika, Labung Mangkurat meinginkan kepemimpinan nantinya Putri Junjungan Buih, sedang Empu Jatmika menghendaki nantinya salah satu anaknya (antara Rd.Sukmaraga atau Rd. Patmaraga). Dengan alasan pertama menerima pirasat dari Mimpi jika salah satu dari anak Empu Jatmika menjadi Raja maka salah satu yang lainnya akan menjadi Patih berarti Patih Lambung Mangkurat (dirinya) akan di Pensiunkan, yang kedua mereka beralasan Dua saudara anak kemanakannya tsb sedang mabuk asmara dengan Putri Jujungan Buih, ini akan melanggar pantangan, yaitu Putri Junjungan Buih adalah dari titisan Buih, sedang Patmaraga dan sukma raga adalah Manusia, dan ketiga tidak mungkin cinta Putri terbagi dua dalam rebutun dua orang yang sama sama mencintai, di zaman ini awal keretakan Politik di tahta kerajaan Banjar (Budha Syiwa )

2. Pang. Suryanata 1261 M – 1320 .

3. Maha Raja Surya Gangga 1321 M. -1378 M

4. Raden Carang Lakan 1379 M.- 1415 M

Raden Carang Lakan Tunduk

dengan Hayam Wuruk/Majapahit

5. Raden Sari Kamburang 1419 M – 1462

( Sek Sung Sang )

Konon Panglima keturunan Tionghoa dari kerajaan Majapahit masa Hayam huruk masa tersebut Borneo takluk dengan Majapahit yang di utus untuk menjadi raja

( 4 )

6. Raden Sukarama 1463 M – 1516 M.

! !

7. Raden Mangkubumi 1517 M. -1519 M. 8. Raden Temenggung 1519 M – 1525 M

.

Di abad ke XVI ini terjadi lagi pergolakan Politik dengan perebutan Tahta antara Raden Temenggung Dengan Raden Mangkubumi terjadilah Pembunuhan berdarah,

sedang anak Rd. Mangkubumi yang bernama Rd. Samudera saat usia kl.10 tahun di larikan ke daerah Kuin (salah satu daerah yang di pegang oleh seorang Patih bernama Masih juga menguasai Bandar) tapi patih ini bersama patih-patih lainnya adalah kelompok yang tidak suka dengan sikap terjang dengan Rd. Temenggung,

Setelah Usia dewasa k.l.19 Tahun Pang. Samudera merebut Tahta Kerajaan di Bantu oleh
Patih Masih, Patih Muhur, Patih Balit, Patih Balandean ( Patih Basar ), Patih Kuin, patih Sarapat (Patih Kacil) dan di bantu oleh Pasukan Islam Demak Dengan Panglima/Ulama
Khatib Daiyan merebut kembali Tahta Kerajaan kepada Marina sendiri/Saudara
Mangkubumi (Saudara Ayah sendiri )

Raden Temenggung sadar bahwa Kerajaan yang selama ini memang hak dari anak kemanakannya sendiri Raden Samudera, setelah Kerajaan dipegang oleh Pang. Samuderapun berganti nama Sultan Suriannyah Raja Kalimantan yang pertama Masuk Islam, namun perlu diingat bahwa Islam sudah lama ada di Kalimantan hususnya/ utamanya dimasyarakat/penduduk sepanjang Pantai.

Raden Mangkubumi

( Moyang yg melahirkan Raja-raja Islam di Kalimantan Selatan dan

Bahkan ada yang menjadi raja di beberapa daerah Kaltim,Kalteng)

!

Raja-raja Islam Banjar

1. Sultan Suriansyah (Penembahan Batu Habang)

1526 M 1545 M

( Kedudukan di Kuin Banjarmasin )

!

2. Sultan Rakhmatullah(Penembahan Batu Putih)

1545 M. -1570 M

( Kedudukan di Kuin Banjrmasin )

!

3.Sultan Hidayatullah ( Penembahan Batu Hirang )

1570 M – 1595 M.

( Kedudukan di Kuin Banjarmasin )

!

4. Sultan Mustainbillah (Pangeran Kacil )

1595 M. – 1620 M.

!

( 5 )

5. Sultan Innayatullah ( Ratu Agung )

1620 – 1637 M.

(Kedudukan di Sungai Tabuk/Keliling Benteng )

!

6. Sultan Saidullah ( Ratu Anum )

1637 M. – 1642 M.

(kedudukan dekat Sungai Kitanu Martapura )

!

7. Sultan Adipati Halid (Panembahan Sepuh )

1642 M. -1660 M.

1660 M. Berhenti karena sakit sakitan di gantikan oleh:

8. Sultan Amirullah Bagus Kasuma (Anak Sltn.Saidullah)

1660 M. 1663 M

Dari Sultan Amir B.K. inilah awal perebutan Tahta di Kerajaan Banjar.

Tahta di rebut oleh

9. Adipati Anum 1663 M. – 1679 M.

( kedudukan Kerajaan berpusat di sungai Pangeran Banjarmasin,)

sedang Amirullah B.K. lari kepedalaman Alai/Birayang, sedang kerajaan di Martapura/Kayu Tangi di pegang oleh Mangkubumi

1663 M. 1666 M. kerajaan Banjar terpecah dua., kemudian Tahun 1679 M

Sultan Amirullah B.K.merebut kembali tahta kerajaan di tangan adipati Anum, dan

10. Sultan Amirullah B.K.( berkuasa kembali )

1680 M. -1700 M.

11. Sultan Hamidullah 1700 M. – 1730 M.

12. Sulatan Tamjidullah Bin Sultan Amirullah B.K.

1330 M. - 1759 M

13. Pang. M. Aliuddin Amirrullah bin Sultan Kuning

1759 M. -1761 M.

14. Pang. Nata Dilaga Bin Sultan Tamjidullah

Sebagai wali kekuasaan dari anak Pang. Aliuddin

Karena belum dewasa bergelar Panembahan Batuah 1761 M – 1801 M.

15. Sultan Sulaiman Almu’tamidillah bin Sultan Tahmidullah

1801 M. - 1825 M.

16. Sultan Adam 1825 M. – 1857 M.

( Kedudukan di Kampung Jawa Martapura )

Semestinga pengganti Sultan Adam anaknya sendiri

Bernama Sultan Abdurrahman Muda, tapi sakit sakitan

dan mangkat ketika sultan Adam berkuasa

17. Sulatan Tamjidillah 1857 M. – 1859

Di angkat karena dipolitisier Pemerintah Belanda oleh Pang. Hidayat dan Pang. Antasari Bin Pang. Mas’ud Sultan Tamjidillah adalah antik Belanda

( 6 )

Pada masa inilah Perang Banjar meletus dipimpin Oleh Pang. Antasari

Di dukung oleh Datu Muning di Kumbayau Muning, Antaludin di Kandangan

Temenggung Surapati, Temenggung Silam dan Panglima Batur serta anaknya Gt. Muhammad Seman dan Gt Muhammad Said di Montalat/Muara Teweh dan diteruskan oleh cucunya Gt. Muhammad Arsyad dengan Ratu Zaleha, Panglima Wangkang di Muara Bahan di sepanjang Sungai Barito sampai Ujung Panti.

Sultan Tamjidillah di buang ke Batavia oleh Belanda 1859 M.

18. Pangeran Hidayat 1859 M. – 1860

Yang diangkat oleh Rakyat serta di dukung oleh Pejuang-2 Perang Banjar

Sehingga menimbulkan kemarahan Belanda, dengan berdalih tidak mendapat

Restu dari belanda, Pangeran Hidayat bersama keluarganya ditangkap dan diasingkan ke Cianjur dan wafat di sana.

..

Nama nama Jalan di Banjarmasin

Tahun 1756 M

Jalan Belitung dulunya Wilhelmina straat

Jalan Pang. Sudirman dulunya Emma straat

Jalan Andalas dulunya Hendrig Weg straat

Jalan Taman Sari dulunya Oranye plein straat

Jalan Merdeka dulunya Sivert Part straat

Jalan Sungai Baru dulunya Sehans Vanthuy Straat

( 7 )

di susun oleh Mudjahidin S.

Senin, 04 Januari 2010

POTENSI AKAL SARANA MENGGALI KEINDAHAN KARYA SENI

UNTUK MENCAPAI DI RIDHO ALLAH SWT.

Dari beberapa sudut pandang tentang keindahan dalam karya seni atau kesenian, baiklah kita melihat kembali , bahkan setiap detik, setiap menit gerak atau prilaku diri kita sendiri atau sesama kita, maaf pada tulisan ini saya tidak membicarakan prihal prilaku Hewan, prilaku manusia dapat disebut Humaniora, baik persoalan diri sendiri maupun sesamanya, alam ruang tempat serta persolan diri dengan tuhannya (Ilahiah) artinya sudah benarkan pembenaran kehidupan dalam berprilaku mengujudkan keindahan, baik lewat potensi akal – budi, budi – daya, atau potensi indrawi saling terkait, seimbang dan dinamis.

Prilaku manusia memang persoalannya menjadi rumit, kalau benda - benda alam, termasuk tumbuh-tumbuhan dan hewan berkembang dan bergerak secara stabil dan konstan. Tidak demikian halnya pada manusia. Pada manusia, gerakan dan perkebangan Prilaku jestru labil tetapi tidak menentu, sejak lahir, manusia belum terkondisikan. Ia terus mencari menyesuaikan dengan kondisi alam lingkungannya, Manusia selalu mencari Pengalaman pengalaman sehingga tujuan dapat tercapai, Sukses, Bahagia sudah barang tentu kesuksesan dan kebahagian yang di dapat benar benar membawa manfaat baik terhadap dirinya maupun sesamanya (Keluarga Lingkungan masyarakatnya ).

Pencaharian-pencaharian itu tadilah manusia dengan pengalaman, pikiran, dan kemauannya untuk terdidik bisa mempertahankan untuk mengembangkan hidup dan kehidupannya, kemauan terus berkembang mengikuti Spirit, indrawi bergerak terus mengembangkan Ide – ide yang baik yang bersumber dari Imperis (Pengalaman luar) maupun pengalaman bathin, daya cipta, nurani, landasan hukum kepercayaan keimanan dan karsanya yang terpadu secara utuh bergerak secara dinamis kearah satu titik yaitu Keberhasilan/ kesuksesan berdasar Penguasaan pengalaman.

Dari sinilah kita mendapat suatu pandangan bahwa, Keindahan di dalam Prilaku manusia terdapat pada Keberhasilan berkarya yang membawa manfaat terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat banyak berdasar PENGUASAAN PENGALAMAN sehingga menjadi BUDAYA bersama. Pengusaan Hukum mutlak (sumber dari Agama), bathin, nurani dan daya cipta intensitasnya berdasar Keimanan yang dianut oleh manusia itu sendiri, artinya setiap Karya, Karsa tidak berlandasan Ilahiah maka Keindahan pasti tidak akan terwujud karena tidak memberikan manfaat pada masyarakat lainnya maupun terhadap dirinya sendiri.

Intensitas dalam perilaku manusia khususnya yang berkeyakinan agama Islam mereka wajib berdasar Innalillahi Wainnailaillahi Rajiun, setiap apapun di alam ini datangnya dari Tuhan Azali (Allah SWT) dan setiap apapun kembali kepada Tuhan Azali (Allah SWT) Artinya meimplementasikan karyanya tujuannya adalah ilahiyah (Syiar, dakwah, kemaslatan yang mengandung ibadah ). Memang ada beberapa pakar seni budaya Islami di Indonesia berpendapat bahwa masyarakat islam Indonesia sekarang ini dalam ragu dan bimbang, saling bertanya dan menerka , Apakah seni dan budaya ini dan itu sudah dalam Pembenaran menurut hukum/ aqidah Agama atau Norma–norma Budaya Bangsa, jadi keindahan harus berdasar Landasan Ilahiah, namun Landasan Ilahiah mengandung beberapa komponen:

*Komponen Keagamaan yang serba relegi yang mencerminkan Rasa takut dan rasa percaya diri terhadap hal-hal yang di larang atau hal-hal yang dihalalkan (dibenarkan oleh agama dan hukum negara).

* Komponen Kepercayaan/ keyakinan yang merupakan hasil olah Pikir/ Indrawi serta gagasan manusia yang berkenan dengan keyakinan yang tidak berbenturan dengan aspek historis, aspek lingkungan(Alam-masyarakatnya)dan konsep-konsep Moral yang beradab serta aspek aplikatif hilostis.dan yang terpenting menggali keindahan dalam berkarya problematik/proses dari input ke Output untuk mencapai aplikasi seni tersebut benar - benar di saring secara logical.

Sekarang dimana saja masyarakat mulai sadar bahwa setiap seni yang dilandasi Ilahiah dapat memperbaiki norma kehidupan masyarakat itu sendiri.

Jelas dan tegas bahwa setiap seni dan budaya yang berlandaskan ajaran agama dan tidak berbenturan dengan logical serta norma-norma bangsa, dapat merubah “karakter down” manusia menjadi “karakter full”.

Dan yang sangat jelas dan sangat tegas dalam menilai untuk mencari pembenaran dalam kebenaran Keindahan pertama ujudkan kesadaran diri, kedua jangan terikat oleh referensi –referensi, jangan terbelenggu oleh realita yang dilihat dan yang diteliti, kalau tidak kita filter dengan apa aplikatif realita benda itu, dimana kandungan historisnya benda itu, bagaimana problematif ujud terjadinya benda itu, karena tanyakan Nuranimu saring dengan akalmu (Logical) Nuranimu adalah halifah dalam hidupmu, akal adalah timbangan/mizan ilmu hidupmu,

# Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.#

Maksudnya: setiap kali mereka datang kepada nabi Muhammad s.a.w membawa suatu hal yang aneh berupa usul dan kecaman, Allah menolaknya dengan suatu yang benar dan nyata. (QS.Al Furqaan 25 )

(bagian hal 59 :Buku Keindahan Karya Seni di tinjau dari beberapa sudut pandang serta Al'Qur'an dan Hadis Oleh Mudjahidin S.)

KEINDAHAN BUDAYA DIPOLITISIR PAHAM GLOBALISASI


Memang sekarang arus globalisasi Dunia tak terbendung lagi, misalnya Arus glabolasasi Budaya sekarang ini adalah arus sistem berdasar keinginan dari mana datangnya Budaya tersebut Sistem dimaksud sangat menghawatirkan adalah Misi dan Visi yang dibawa untuk kejiwaan masa depan generasi, khususnya Bangsa Indonesia yang beridologi Pancasila,yang ruhnya Ketuhanan YME, artinya jelas bahwa kehidupan jelas dilandasi ajaran2 tuhan,atau bangsa kita sejak dulu sudah memiliki landasan hukum agama, hukum peradaban bangsa yang beradab, hukum bermasyarakat saling menghargai, saling menghormati, dan lain - lain.

Di dalam globalisasi budaya sekarang elastisasi politis Budaya bermuatan rangsangan dan pesona yang secara halus menjebak kejiwaan manusia bahkan diam-diam dan pelan-pelan menjadi benturan (contrary) pada aqidah agama misalnya seperti tari telanjang, tari erotic, fhoto-fhoto erotic dan tata cara berbusana dengan sengaja menampakkan daerah yang dilarang oleh adat istiadat bangsa dan agama.

Kelompok yang menyukai pesona tersebut menyebut Seni bahkan Keindahan penampilan, sebenarnya anggapan tersebut mereka buta akan prinsif dan subtansi seni, buta memahami akan tujuan seni, buta akan makna manusia yang beradab berbudi daya, buta jiwa mendidik (edukatif down) dalam seni atau kesenian, karena apa, seni dan kesenian bagian yang erat dalam budaya dan kepercayaan/ agama. Dan jelas anggapan yang menyukai rangsangan tersebut kehilangan Budaya Manusia yang beradab.

Di Era globalisasi sekarang ini para kiayi penda’wah, Budayawan Islam untuk menumbuh kembangkan spiritual commitment berdasar imtaq baik di madrasah, di surau atau masjid serta majlis ta’lim dan disetiap pertemuan budaya jangan putus-putusnya meinformasikannya, Khususnya bagi generasi muda Islam Indonesia, dan jangan lupa kita adalah kelompok masyarakat yaitu kumpulan manusia, dan memang manusia memiliki sifat Labil (berubah-rubah) manusia serba kekurangan hilaf dan lupa, kekurangan itulah alam kekosongan pekat dalam diri manusia yang cepat dimasuki oleh godaan-godaan negatif yang sebenarnya tidak disadarinya.

Jadi sebagai umat beragama memiliki landasan hukum agama, Khususs Generasi Muda Islam yakinlahberdasar keimanan, yaitu keindahannya terdapat dalam keTauhitan (Spiritual Commitment) dan Allah berfirman;

”Dan ikutilah sebaik baik apa yang Telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu (Allah) sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya.” (QS. Az Zumar 55)

ISLAM MENDIDIK MENCIPTAKAN KARYA YANG INDAH UNTUK KEMASLATAN MANUSIA


Allah SWT menciptakan Alam berserta isinya karena Allah SWT suka akan keindahan, keistimewaan sifat Allah menyatakan dalam Al Qur’an :

Sesungguhnya Aku (Allah) sangat suka dengan keindahan, ”Innallaha jamiilun Yuhibbul Jamaal”.

Kotor dan rusaknya Alam, serta tidak indahnya alam banyak sekarang ini manusia sudah melanggar aqidah-aqidah yang seharusnya agar alam ini Lestari, subur dan ramah terhadap manusianya. Ini karena karya, tingkah laku, adab manusia itu sendiri tidak ramah, sudah lupa rasa memiliki, rasa bertanggung jawab baik terhadap alam tempat kehidupannya sendiri, artinya kehilangan rasa terima kasih terhadap Allah SWT yang menciptakan alam berserta isinya. Dalam kesimpulan yang dipetik dari beberapa sudut pandang menciptakan karya seni yang indah adalah:

  • Keindahan seni adalah subtansi yang memberikan konstrubusi dan pencerahan yang unik di dalam kehidupan di dunia.
  • Karya seni adalah penjelmaan indrawi dari gejala koqnitif maupun gejala sensitif.
  • Keindahan dalam karya seni bagian sifat sifat dan daya – daya objek yang dilihat oleh subjek.
  • Keindahan sebagai darma imperatip moral untuk menuju kesejahteraan, kebahagian bersama
  • Karya seni adalah bentuk, bentuk seni kreatif adalah penggalian keindahan tak bertepi, diaplikasi lewat komprehensip indrawi dan karyapun unik dan menjadi hal baru menuju Ilahiah.
  • Keindahan adalah Rahmat Allah bagi orang yang beriman , dipikirkan , digali, diamalkan untuk mencapai pencerahan ridhoNya
  • Keindahan Manusia di depan allah SWT adalah manusia diciptakanNya sebagai Khalifah di bumi, sebagai pemimpin, melaksanakan Amanah menuju Ridho Allah, artinya tidak ada istilah masyarakat kecil, masyarakat menengah, masyarakat kelas atas atau masyarakat darah biru, selama manusia itu sendiri mampu menciptakan dan menghidupkan kebesaran jiwa menuju ridho Allah dan menyadari kekuasaan serta kasih sayangNYA, itulah budi daya pemimpin spiritual dalam dunia berdasar
  • Karya Allah Yang Paling Indah pada Manusia menciptakan Wajah manusia ada mata dapat melihat ada telinga dapat mendengar ada lidah untuk mengcap (masin, manis, dll)Ada hidung untuk bernapas ada otak untuk bepikir ada paras yang elok. Karya aAllah SWT harus di Implemtasikan untuk apa manusia hidup, untuk apa manusia berkarya. .

Bismillahir Rahman Nirrahim

Wailallahi turjau’l umur. Dan kepada Allah jualah segala perkara di kembalikan (QS.Ali Imran 109).

Ingat!! Negeri ini sudah berapa kali Banjir, Gempa, gelombang shunami, kebakaran, kekeringan, tanpa memberi salam lebih dulu tanpa kita sadari sebelumnya.


Jumat, 01 Januari 2010

6 (enam) Pilar Arah & Kebijakan Lasqi

Agar seni dan budaya sebagai metode dakwah bisa efektif dan sesuai dengan kaidah-kaidah Islam, maka arah dan kebijakan yang merupakan pilar komitmen Lasqi (Lembaga Seni dan Qasidah Indonesia), ada enam pilar pegangan seperti:
1. Pemanfaatan seni dan budaya sebagai media dakwah bersifat pelengkap dari berbagai metode dakwah.
2. Seni Qasidah dan Budaya Islami sebagai media dakwah bukan terbatas hanya sebagai metode dan kemasan, sedangkan subtansinya dan performancenya harus benar-benar berpegang pada nash-nash Al-Qur'an dan Hadis/
3. Upaya pencapaian (ekspresi, estetik/ rasa keindahan) tentunya tidak mengalahkan pesan-pesan Ilahiah yang menjadi subtansi materi seni itu sendiri. Oleh sebab itu, baik pilihan syair, nada, kostum gerak tata panggung/ elemen artistic, elemen property dsb tetap sesuai dengan berpegang pada norma-norma agama Islam.
4. Lasqi sebagai salah satu organisasi seni dan budaya Islami yang resmi di Indonesia mempunyai wawasan seperti Qasidah Rebana, Maulidur Rasul (Maulid Habsy/ Berjanji dll), Qasidah Marawis, Seni Haderah, Nasyid-Nasyidah. Merupakan keseniaan media dakwah bergerak pada tataran inspirasi, motivasi dan penyadaran norma-norma Islami.
5. Seniman-seniman Islami dalam perwadahan Lasqi hendaknya meletakan "kebebasan berekpresi" secara proporsional sehingga karya-karyanya berdasar Kaidah Islam. Dan harus berada di bawah tanggung jawabnya untuk menjaga Aqidah serta mengajak umat kejalan kebenaran dan kejujuran serta memperkokoh silaturahim.
6. Lasqi Sebagai media ekspresi seni dan budaya Islam tidak terbatas baik dalam bentuk kemasan maupun performance selama tidak berbenturan dengan Aqidah Islam dan Norma-norma bangsa.
(ams2010)

Sesungguhnya Sholatku, ibadahku (Amal & Karya), hidup dan matiku untuk Allah Rabbul A'lamin ( QS.Al An'am 162 )